Tidak Ada Blog Yang Aman

Nugas Gann

Tugas 1 Teknologi Game

Muhammad Faishal Arrafi
54419131
3IA21

Mind Mapping Game



Perkembangan Game



1. Generasi Pertama

    Nolan Bushnell dan Ted Dabney memutuskan untuk bekerjasama dan membuat sebuah perusahaan bernama Atari pada tahun 1972. Setelah melihat demonstrasi Magnavox Odyssey, Nolan Bushnell meminta karyawan yang baru ia rekrut, Allan Alcorn untuk membuat versi game tenis meja sebagai proyek latihan agar ia merasa familiar dengan desain video game. Kemudian Atari dan Midway merilis banyak game baru dengan genre yang beragam seperti Gran Trak 10 , Tank , Wheels , Gun Fight , dan Sea Wolf . Magnavox Odyssey nggak pernah dikenal dipublik karena teknologi yang sangat jadul. Di pertengahan tahun 1970an, game ball-and-paddle sangat digilai dan akhirnya melanjutkan pengembangan mikrochip yang bisa digabungkan pada produk rumahan.

2. Generasi Kedua


    Setelah kejatuhan pasar konsol terdedikasi pada tahun 1978, sistem video game bergeser pada penyimpanan data game berbasiskan ROM disimpan di sebuah perangkat bernama catridges. Alhasil, akhir tahun 1977, Fairchild hanya menjual 250,000 sistem. Kemudian pada tahun yang sama, Atari juga memasarkan produknya dan habis terjual hingga 400,000 unit. Di samping itu, perusahaan mainan bernama Mattel merilis sistem bernama Intellivision di tahun 1979.
    Penjualan Atari pun sangat meleit, angkanya mencapai $119 juta di tahun 1980, kemudian meledak di tahun 1981 yang angka penjualannya mencapai $841 juta. Tahun 1982, Atari meluncurkan game konsol yang lebih canggih yakni sistem 8 bit dengan nama Atari 5200.

3. Generasi Ketiga (8-bit)

    Industri gaming Amerika Serikat mengalami kejatuhan pada tahun 1983, sedangkan di sisi lain, salah satu perusahaan game di Jepang melahirkan konsol gaming bernama Nintendo Entertainment System atau nama lainnya Famicom. Kepopuleran penggunaan gamepad atau joypad mengalahkan controller klasik seperti joystick, keypad, dan juga paddle. Sebut saja beberapa game RPG seperti The Legend of Zelda, Final Fantasy, Dragon Quest, dan yang lainnya mulai dikenal di masyarakat.

4. Generasi Keempat (16-Bit)

    Di generasi ini muncul sebuah konsol game bernama TurboGrafx-16 yang mengalami pejualan yang cukup baik di Jepang, namun sangat buruk di Amerika serikat dan Eropa karena jumlah game yang sedikit.

    Sega melahirkan sebuah konsol game bernama Sega Mega Drive atau Genesis yang sangat laris di tahun 1988. Karena hal tersebut, Nintendo nggak mau kalah dan merilis sistem barunya bernama Super Nintendo Entertainment System (SNES) di tahun 1990. Teknologi yang digunakan keduanya sangatlah mumpuni untuk menghasilkan visual yang lebih baik.

5. Generasi Kelima (32-Bit dan 64-Bit)
    Di tahun 90an transisi besar-besaran dalam teknologi video game dilakukan terutama pada grafis. Bersamaan dengan itu, di generasi keempat ini, Atari mencoba peruntungannya lagi dengan meluncurkan Atari Jaguar pada tahun 1993. Sayanya, sekali lagi Atari gagal memperoleh penjualan yang baik. Begitu juga dengan 3DO, mereka mengalami hal yang sama. Sebagai pemain baru, Sony dengan PlayStation-nya mendapatkan penjualan yang sangat baik. Salah satu penyebab larisnya Sony PlayStation adalah jumlah game yang begitu banyak yang membuat para konsumennya tertarik.

6. Generasi Keenam

    Generasi ini dibuka oleh sebuah konsol besutan Sega bernama Sega Dreamcast pada tahun 1998. Konsol ini nggak hanya menampilkan grafis yang jauh lebih baik dibandingkan dengan konsol 32-bit dan 64-bit, namun juga hadir dengan dukungan internet untuk bermain secara online. Kemudian Sony PlayStation 2 muncul sebagai pahlawan di generasi konsol keenam ini diikuti dengan Nintendo GameCube dan juga Microsoft Xbox. Sama seperti sebelumnya, Sony memenangkan pertarungan konsol walaupun kedua pesaingnya tersebut kuat.

7. Generasi Ketujuh


    Generasi ketujuh dibuka oleh Nintendo dengan konsol handheld-nya yang bernama Nintendo DS, dan diikuti oleh Sony dengan PlayStation Portable-nya. Sony tetap menjual segi grafis yang didukung dengan spesifikasi yang powerful, sedangkan Nintendo DS menawarkan gameplay yang lebih interaktif. Keduanya menawarkan kualitas visual HD dan perlu dukungan TV HD LCD.

8. Generasi Kedelapan

    Nintendo ingin melanjutkan kesuksesan NDS dengan merilis 3DS yang mana hadir dengan teknologi baru yakni autostreoscopic 3D untuk memproduksi sebuah efek 3D di layar. Wii U lahir setahun setelah NDS muncul. Namun, sayangnya penjualannya sangat buruk. Microsoft pun nggak mau kalah dengan mengeluarkan Xbox One. Setelah kegagalan Wii U, Nintendo kembali melahirkan console gaming dengan nama Switch yang jauh lebih menarik.


Potensi Bisnis Game

1. SDM yang semakin banyak

   Banyak anak muda yang sangat tertarik menjadi game developer, sehingga game developer di Indonesia menjadi banyak dan mereka juga membuat banyak terma seperti game bertema pendidikan, game anak-anak sampai dengan yang rumit. Walaupun SDM yang banyak dan kreatif, mereka membutuhkan dukungan dari berbagai pihak untuk terus berkembang dan juga bisnis game developer ini akan terus berkembang.

2. Jumlah Industri & Perusahaan yang masih sedikit

  Jika dilihat dari sisi jumlah industri atau perusahaan yang menaungi para game developer ini, angkanya masih sedikit. Ini berarti, potensi persaingan masih cukup terbuka lebar. Oleh sebab itu, ketika Anda menginvestasikan dana Anda pada game developer yang memiliki konsep game yang menarik, tentu menjadi investasi yang produktif karena didukung oleh SDM yang kreatif seperti sudah dijelaskan di atas.

3. Teknologi yang terus berkembang

    Dalam pembuatann game developer sangat membutuhkan teknologi yang memadai agar dapat meningkatkan kinerja dalam bekerja. Saat ini, sudah banyak teknologi yang sudah ditingkatkan untuk membuat dan mengembangkan game. Yang mana potensi teknologi yang berkembang akan memudahkan SDM kreatif.

4. Pasar local dan Global

   Dalam bisnis yang harus dilihat adalah peluang pasarnya, karena pasar berkaitan dengan peluang nya keuntungan yang dapat diraih. Banyak game yang menggunakan bahasa Inggris karena mudah dipahami dan juga bukan hanya pasar lokal yang tertarik tetapi juga pasa global. Game developer harus terus kreatif dan menciptakan game-game baru agar dana investasi bias terus mengalir.


Review Jurnal Terkait Pemanfaatan Game

Judul Jurnal : RANCANG BANGUN GAME EDUKASI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATA KULIAH PRAKTIK TEKNIK DIGITAL

Penulis : Ariadie Chandra Nugraha , Moh.Khairudin , Deny Budi Hertanto

Alamat Link : https://journal.uny.ac.id/index.php/jee/article/download/15121/9633

Kesimpulan : Tahap pengembangan dan implementasi meliputi pengembangan algoritma, pengembangan user interface, dan pengembangan program. Tahap evaluasi meliputi penilaian oleh pengguna akhir, kritik atau saran, dan pengembangan media lebih lanjut berdasarkan data hasil evaluasi

Tingkat kelayakan game edukasi sebagai media pembelajaran mata kuliah praktik teknik digital oleh ahli materi mendapatkan rerata skor 73 dengan kategori «sangat layak» untuk digunakan sebagai media pembelajaran dari rerata skor tertinggi sebesar 84. Penilaian kelayakan oleh ahli media mendapatkan rerata skor total sebanyak 84 dengan kategori layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran dari rerata skor total tertinggi sebanyak 104.

Respon dari pengguna akhir dengan responden sebanyak 33 mahasiswa, menyatakan bahwa 27 % mahasiswa menyatakan bahwa game edukasi «sangat layak» untuk digunakan sebagai media pembelajaran.


Daftar Pustaka :

Sejarah Game dan Perkembangannya Hingga Sekarang - Sobat Game

0 Comment for "Tugas 1 Teknologi Game"

Back To Top